Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Parestesia (Kesemutan): Penyebab, Tanda-Tanda, Pengobatan

Parestesia, atau lebih dikenal dengan kesemutan, adalah sensasi yang pasti pernah dialami oleh hampir semua orang. Sensasi aneh ini, berupa rasa panas, seperti tertusuk jarum, atau bahkan mati rasa, seringkali muncul tiba-tiba di area tangan dan kaki.

Yuk simak lebih dalam mengenai parestesia - apa saja penyebabnya, bagaimana mengenalinya, dan bagaimana cara mengatasinya. Artikel ini akan mengupas tuntas seputar parestesia, jadi simak terus ya!

Apa Sebenarnya Parestesia Itu?

Parestesia adalah kondisi medis yang menggambarkan sensasi abnormal pada tubuh, terutama di tangan dan kaki. Sensasi ini bisa berupa rasa panas, seperti ditusuk jarum, kebas, atau mati rasa. Penting untuk dicatat - parestesia bisa bersifat sementara (temporer) atau kronis.

Parestesia temporer biasanya disebabkan oleh tekanan pada saraf atau gangguan sirkulasi darah. Contohnya, duduk bersila terlalu lama atau tidur dengan posisi menekan tangan. Namun, parestesia kronis bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebab Parestesia - Dari yang Ringan Hingga Serius

Secara umum, parestesia disebabkan oleh gangguan atau tekanan pada jaringan saraf. Pada parestesia temporer, penyebabnya seringkali sederhana - tekanan pada saraf atau terhambatnya aliran darah.

Namun, parestesia kronis bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang lebih kompleks. Berikut beberapa penyebab potensial:

Neuropati - Kerusakan pada Sistem Saraf

Neuropati adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada sistem saraf. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) pada penderita diabetes. Selain parestesia, neuropati juga bisa menyebabkan gejala lain seperti kelumpuhan.

Radikulopati - Masalah pada Saraf Tulang Belakang

Radikulopati adalah kondisi di mana saraf mengalami tekanan, peradangan, atau iritasi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh:

  • Penyempitan saluran saraf tulang belakang
  • Hernia nukleus pulposus (saraf terjepit)
  • Benjolan pada saraf tulang belakang

Radikulopati di leher (servikal) dapat menyebabkan parestesia di leher, lengan, dan tangan. Sementara itu, radikulopati di pinggang (lumbal) bisa menyebabkan kesemutan di paha hingga kaki.

Penyebab Parestesia Lainnya

Selain neuropati dan radikulopati, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan parestesia, di antaranya:

  • Cedera saraf
  • Stroke
  • Multiple sclerosis
  • Rheumatoid arthritis
  • Carpal tunnel syndrome
  • Gangguan autoimun
  • Diabetes
  • Gangguan hati (liver)
  • Gangguan ginjal
  • Hipotiroidisme
  • Kelainan sumsum tulang belakang
  • Tumor otak
  • Penyakit Lyme
  • HIV
  • Kekurangan vitamin B1, B6, B12, E
  • Kelebihan vitamin D
  • Kemoterapi
  • Konsumsi alkohol

Mengenali Ciri dan Gejala Parestesia

Parestesia memiliki beberapa ciri dan gejala khas, meliputi:

  • Mati rasa atau kebas
  • Sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum
  • Sensasi terbakar
  • Bagian tubuh yang kesemutan terasa kaku
  • Tubuh terasa lemah

Pada parestesia temporer, gejala-gejala ini biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Namun, pada parestesia kronis, gejala dapat berlangsung lebih lama dan lebih sering, sehingga memerlukan penanganan medis.

Diagnosis Parestesia - Mencari Tahu Penyebabnya

Jika Anda mengalami parestesia yang berlangsung lama atau sering terjadi, penting untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya, meliputi:

  1. Anamnesis - Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, dan aktivitas sehari-hari Anda.
  2. Pemeriksaan Fisik - Dokter akan memeriksa kondisi fisik Anda, terutama organ-organ yang terkait dengan sistem saraf.
  3. Pemeriksaan Penunjang - Untuk memperkuat diagnosis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti:
    • Pemeriksaan neurologis - Memeriksa sistem saraf perifer secara menyeluruh
    • CT Scan atau MRI - Mengidentifikasi gangguan pada leher dan tulang belakang
    • Tes darah - Menganalisis sampel darah dan cairan serebrospinal

Cara Mengobati Parestesia - Tergantung Penyebabnya

Pengobatan parestesia akan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika parestesia merupakan gejala dari penyakit saraf, maka pengobatan akan difokuskan pada penyakit tersebut.

Namun, pada parestesia kronis, kesemutan mungkin tidak hilang sepenuhnya, bahkan bisa kambuh di kemudian hari. Hal ini karena saraf yang rusak sulit untuk diperbaiki sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara untuk meredakan gejala parestesia, seperti mengonsumsi obat-obatan:

  • Antidepresan trisiklik - Untuk mengurangi rasa nyeri
  • Kortikosteroid - Untuk mengatasi peradangan dan nyeri
  • Fenitoin, gabapentin, pregabalin - Sebagai anti-kejang

Penting untuk diingat - Obat-obatan ini memiliki efek samping. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya. Selain itu, operasi bedah juga bisa menjadi pilihan untuk menghilangkan kompresi pada saraf.

Mencegah Parestesia - Langkah-Langkah Sederhana

Untuk mencegah parestesia temporer, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Hindari posisi tubuh yang menekan saraf, seperti duduk bersila terlalu lama
  • Hindari gerakan tubuh yang berulang
  • Selalu selingi aktivitas duduk atau tidur dengan gerakan ringan
  • Penuhi asupan nutrisi dan vitamin yang baik untuk saraf
  • Istirahat yang cukup

Kesimpulan

Parestesia atau kesemutan adalah kondisi yang umum dialami. Namun, jika berlangsung lama dan sering terjadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara pencegahannya, Anda bisa menjaga kesehatan saraf dan mengurangi risiko terkena parestesia.

Posting Komentar untuk "Parestesia (Kesemutan): Penyebab, Tanda-Tanda, Pengobatan"