Sony Xperia Kunci Fitur Monitor Kamera, Kini Wajib Bayar Langganan

Fitur Sony Xperia/GSMArena/Istimewa

Jakarta – Buat kamu pengguna Sony Xperia yang biasa pakai HP sebagai monitor kamera, siap-siap harus merogoh kocek. Sony resmi memindahkan fitur itu ke balik paywall lewat aplikasi baru bernama Monitor & Control.

Dikutip dari Android Headlines, sebelumnya fitur ini tersedia gratis lewat aplikasi External Monitor. Dengan aplikasi itu, layar Xperia bisa berfungsi sebagai viewfinder saat dikoneksikan ke kamera Sony Alpha via USB-C.

Namun kini, aplikasi tersebut digantikan oleh Monitor & Control versi 2.4.0. Sayangnya, fungsi monitoring berkabel dengan kualitas tinggi, fitur yang sangat diandalkan fotografer profesional baru bisa dipakai kalau berlangganan. Biayanya sekitar $4,99 per bulan (Rp77 ribuan) atau $49,99 per tahun (Rp775 ribuan) (Android Authority, Technetbook).

Khusus Flagship Xperia

Fitur ini sebelumnya juga bisa dipakai lewat iPhone atau Android lain yang mendukung USB-C. Tapi sekarang Sony membatasi hanya untuk beberapa seri flagship Xperia, minimal Xperia 1 IV ke atas, dan itu pun harus bayar.

Pindahnya fitur ini ke skema berbayar langsung menuai kritik keras. Di Reddit, banyak pengguna mengaku kecewa. Salah satu komentar bahkan menyebut langkah Sony sebagai sesuatu yang “super dirty”.

Nilai Jual Xperia Jadi Hilang?

Banyak yang menilai keputusan ini merusak nilai jual utama Xperia. Sebab, integrasi seamless antara smartphone dan kamera Sony justru jadi alasan kuat konsumen membeli Xperia (Phandroid, Liliputing).

Notebookcheck mencatat, fitur ini sebenarnya berbasis teknologi UVC over USB-C yang bisa dipakai di banyak perangkat Android. Tapi Sony hanya menguncinya untuk ponsel high-end mereka, plus menambahkan biaya ekstra.

Beberapa pengguna masih bisa menyiasati dengan memasang APK lama dari aplikasi External Monitor. Tapi sayangnya, aplikasi itu sudah tidak dikembangkan lagi sehingga kemungkinan akan berhenti kompatibel di update Android mendatang (Reddit, Liliputing).

Dengan keputusan ini, banyak fotografer profesional merasa ditinggal. Alih-alih memperkuat ekosistem kamera dan smartphone, Sony justru mempersulit dengan biaya tambahan.***