Pectus Excavatum: Penyebab, Gejala, Dan Pengobatan
Mungkin kamu pernah mendengar istilah 'dada burung' atau Pectus Carinatum, yang menggambarkan kondisi tulang dada menonjol. Nah, pernahkah kamu mendengar kebalikannya, yaitu 'dada cekung' atau Pectus Excavatum? Yuk simak penjelasan lengkap tentang kondisi ini, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya!
Apa Itu Pectus Excavatum?
Pectus Excavatum adalah kelainan pada tulang dada dan tulang rusuk yang tumbuh ke arah dalam. Normalnya, tulang dada dan tulang rusuk berkembang ke arah luar. Penderita Pectus Excavatum umumnya memiliki tulang dada yang tampak cekung, menyerupai corong tertutup. Makanya, kondisi ini juga dikenal sebagai 'dada cekung'.
Kelainan tulang ini termasuk kelainan bawaan atau kongenital yang dipengaruhi faktor genetik. Jadi, terkadang bisa dideteksi sejak awal kelahiran. Pectus Excavatum biasanya lebih terlihat jelas saat seseorang berusia 2 tahun atau pada masa remaja. Dilaporkan bahwa Pectus Excavatum lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Pectus Excavatum memang jarang terjadi, tapi kelainan ini bisa berbahaya. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Kondisi ringan mungkin hanya memengaruhi penampilan, namun Pectus Excavatum berat bisa menekan jantung dan paru-paru. Hal ini bisa menimbulkan komplikasi terkait fungsi kedua organ tersebut. Tapi, jangan khawatir, Pectus Excavatum bisa diatasi, terutama jika dilakukan sebelum masa remaja.
Penyebab Pectus Excavatum
Penyebab pasti Pectus Excavatum belum diketahui. Namun, diduga kuat kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik pada kromosom yang terkait dengan perkembangan tulang rusuk dan tulang dada. Kelainan tersebut menyebabkan gangguan pada jaringan tulang rawan yang menyokong tulang rusuk tertentu, yaitu tulang rusuk yang mengarah ke tulang dada. Cacat pada tulang rusuk ini menyebabkan tulang rawan mendorong tulang dada ke dalam.
Berikut beberapa faktor risiko Pectus Excavatum:
- Jenis kelamin - Laki-laki lebih berpotensi mengalami Pectus Excavatum dibandingkan perempuan.
- Riwayat keluarga - Adanya riwayat keluarga dengan Pectus Excavatum meningkatkan risiko pada keturunannya.
- Menderita sindrom tertentu - Beberapa sindrom seperti Sindrom Marfan, Sindrom Ehlers-Danlos, Sindrom Noonan, dan Sindrom Turner meningkatkan kemungkinan terjadinya Pectus Excavatum.
- Rakhitis
- Skoliosis - Anak dengan Pectus Excavatum umumnya juga mengalami skoliosis, yaitu kelengkungan tulang belakang.
- Osteogenesis imperfekta
Gejala Pectus Excavatum
Gejala utama Pectus Excavatum adalah penampilan dada yang melekuk ke dalam, menyerupai corong. Gejala ini biasanya semakin memburuk sejak masa remaja. Seperti yang sudah disebutkan, Pectus Excavatum tingkat parah bisa menekan jantung dan paru-paru. Jika sudah begitu, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul, yaitu:
- Sering sesak napas
- Nyeri dada
- Palpitasi (jantung berdetak cepat)
- Mengi atau batuk
- Sering merasa lelah
- Sering mengalami infeksi saluran pernapasan
- Memiliki napas pendek
- Stamina kurang baik
- Jarang berolahraga
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau anggota keluarga memiliki cekungan di sekitar tulang dada, segera periksakan diri ke dokter. Terlebih lagi, jika penampilan dada cekung diikuti oleh beberapa gejala yang telah disebutkan. Orang dengan dada cekung yang mengalami gejala-gejala tersebut mungkin sudah berada pada tahap yang parah, sehingga perlu segera ditangani agar tidak semakin memburuk.
Diagnosis Pectus Excavatum
Setelah tiba di dokter, ada beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis Pectus Excavatum. Diagnosis pertama adalah dengan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami. Dokter akan memeriksa dada untuk melihat kondisi cekungan di dada. Selain itu, ada beberapa tes yang mungkin perlu dilakukan.
1. Tes Pencitraan
Tes pencitraan yang bisa digunakan untuk mendiagnosis Pectus Excavatum adalah rontgen dada dan CT scan. Rontgen dada menggunakan sinar X untuk melihat kelainan tulang dada. CT scan bisa membantu dokter menentukan tingkat keparahan Pectus Excavatum. Hasil CT scan bisa memvisualisasikan keadaan dan posisi tulang dada dan tulang rusuk terhadap jantung dan paru-paru.
2. Elektrokardiogram (EKG)
Jika dokter mencurigai Pectus Excavatum sudah menekan jantung, EKG mungkin diperlukan. Diagnosis ini berguna untuk memantau irama jantung, apakah normal atau tidak teratur.
3. Ekokardiogram
Ekokardiogram dilakukan untuk melihat kondisi kerja jantung dan kondisi katupnya. Hasilnya bisa membantu dokter menyimpulkan keadaan kesehatan jantung pada penderita Pectus Excavatum.
4. Tes Fungsi Paru-paru
Tekanan tulang rusuk dan tulang dada pada paru-paru bisa dipastikan dengan tes fungsi paru-paru. Tes ini akan mengukur jumlah udara yang bisa ditahan paru-paru dan kecepatan dalam mengosongkan udara.
5. Tes Latihan Fisik
Salah satu gejala Pectus Excavatum tingkat parah adalah menurunnya stamina, napas pendek, dan keengganan berolahraga. Tes latihan fisik bisa membantu dokter mengetahui fungsi jantung dan paru-paru saat sedang beraktivitas fisik.
Komplikasi Pectus Excavatum
Pectus Excavatum bisa menyebabkan beberapa komplikasi, terutama pada kasus yang parah. Komplikasi ini bisa ringan hingga serius. Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
- Kurang percaya diri
- Dikucilkan
- Masalah jantung
- Masalah paru-paru
- Produktivitas rendah
Pengobatan Pectus Excavatum
Pengobatan Pectus Excavatum tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dialami. Penderita Pectus Excavatum ringan cukup menjalani terapi fisik. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan sudut di tulang dada. Namun, jika Pectus Excavatum sudah parah, operasi mungkin diperlukan.
Ada dua jenis operasi yang paling umum dilakukan untuk menangani Pectus Excavatum, yaitu operasi dengan sayatan kecil (smaller incisions) dan sayatan besar (larger incisions). Tindakan operasi ini dilakukan agar tulang dada bisa dinaikkan posisinya, sehingga tidak menekan jantung dan paru-paru.
Itu dia penjelasan lengkap tentang Pectus Excavatum. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang kondisi ini. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter!
Posting Komentar untuk "Pectus Excavatum: Penyebab, Gejala, Dan Pengobatan"