Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis Dan Pengobatan
Rematik, atau rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit peradangan sendi kronis yang seringkali disebabkan oleh gangguan autoimun. Penyakit ini menyerang anggota gerak seperti otot, tulang, dan sendi. Yuk simak penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan rematik.
Penyebab Rematik: Lebih dari Sekadar Nyeri Sendi
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk diingat bahwa nyeri akibat rematik bisa mirip dengan nyeri asam urat atau keseleo. Meski gejalanya tampak serupa dengan penyakit lain, rematik dapat dikenali dari adanya peradangan di persendian. Ini terjadi karena sistem imun tubuh menyerang balik jaringan di persendian.
Saat mengalami rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, terutama jaringan sinovium - selaput tipis yang melapisi sendi. Akibatnya, sendi bisa bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi, dan bahkan mengalami kelainan.
Selain gangguan imunitas tubuh, munculnya rematik juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terkena rematik dibandingkan pria.
- Usia: Meskipun bisa menyerang usia berapa pun, penyakit ini sering terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun.
- Faktor genetik: Jika ada anggota keluarga yang pernah terkena rematik, Anda berisiko lebih tinggi mengalami hal serupa.
Gejala Rematik: Kenali Tanda-tandanya Sejak Dini
Pada dasarnya, rematik bisa menyerang hampir semua sendi, namun yang paling sering diserang adalah sendi di pergelangan tangan, jari-jari, lutut, dan pergelangan kaki. Sendi lain yang mungkin terpengaruh termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang, bahkan sambungan antar tulang kecil di telinga bagian dalam.
Berikut adalah beberapa gejala rematik yang perlu Anda kenali:
Kekakuan Sendi di Pagi Hari
Gejala rematik yang umum adalah persendian terasa kaku di pagi hari dan berlangsung lama. Sementara kekakuan akibat osteoartritis biasanya menghilang lebih cepat.
Pembengkakan dan Nyeri Sendi
Sendi yang mengalami pembengkakan dan nyeri biasanya terasa hangat dan lunak saat disentuh. Rasa sakit umumnya terjadi pada kedua sendi di sisi kanan dan kiri (simetris), namun mungkin tingkat keparahannya berbeda, tergantung sisi mana yang lebih sering digunakan.
Nodul (Benjolan)
Sekitar 20% pasien rematik mengembangkan nodul atau benjolan di bawah kulit seukuran kacang hijau, seringkali terletak dekat persendian. Benjolan ini bisa terus ada selama Anda mengalami rematik.
Penumpukan Cairan
Pada beberapa kasus, cairan bisa terakumulasi, terutama di pergelangan kaki. Hal ini terjadi karena kantung sendi belakang lutut mengakumulasi cairan dan membentuk kista Baker. Kista ini terasa seperti tumor dan kadang memanjang ke bawah ke bagian belakang betis, menimbulkan rasa sakit. Namun, kista Baker juga bisa berkembang pada orang yang tidak memiliki rematik.
Kesemutan
Peradangan dan pembengkakan pada tendon bisa menyebabkan saraf terjepit, sehingga menimbulkan kesemutan atau mati rasa. Kesemutan atau mati rasa di tangan juga disebut carpal tunnel syndrome.
Diagnosis Rematik: Jangan Tunda Pemeriksaan
Pada stadium awal, rematik sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan menelusuri riwayat kesehatan Anda. Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan sendi dan X-ray.
Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan adalah tes laju endap darah untuk mengukur peradangan, tes faktor rheumatoid, atau analisis cairan persendian untuk mencari tahu apakah nyeri yang muncul disebabkan oleh kristal asam urat atau infeksi.
Pengobatan Rematik: Meredakan Gejala dan Mencegah Kerusakan Sendi
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan rematik secara total. Pemberian obat rematik bertujuan untuk meminimalkan peradangan dan rasa sakit, mengembalikan fungsi sendi, serta mencegah terjadinya cacat. Nah, ini dia beberapa obat rematik yang bisa Anda gunakan (dengan atau tanpa resep):
- Nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID): Obat NSAID berguna untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit. Contoh obat yang dijual bebas tanpa resep dokter adalah ibuprofen dan naproxen, sementara contoh obat resep dokter adalah natrium diklofenak.
- Steroid: Obat kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit, serta memperlambat kerusakan sendi.
- Disease modifying anti-rheumatic drugs (DMARDs): Obat ini berguna untuk mencegah jaringan sendi semakin rusak secara permanen. DMARDs yang sering diresepkan dokter adalah leflunomide (Arava), methotrexate (Trexall), sulfasalazine (Azulfidine), dan hydroxychloroquine (Plaquenil).
- Obat lain: Obat rematik lain yang bisa digunakan adalah inhibitor TNF-alpha, imunosupresan, dan kelas obat-obatan baru untuk meningkatkan gerakan sendi.
Sementara itu, pada kasus yang lebih parah dan penggunaan obat rematik di atas tidak membantu meredakan gejala, dokter bisa menyarankan tindakan operasi. Operasi pembedahan bisa dibagi dalam tiga mekanisme:
- Tendon repair: Prosedur ini diperlukan jika sendi yang mengalami peradangan dan kerusakan menyebabkan tendon di sekitar sendi melonggar atau sobek. Dokter akan melakukan pembedahan untuk memperbaiki tendon di sekeliling sendi.
- Total joint replacement: Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat bagian sendi yang rusak, lalu memasukkan alat buatan dari metal dan plastik.
- Fusi sendi: Prosedur ini hanya digunakan jika dua metode sebelumnya tidak bisa dilakukan. Fusi sendi adalah operasi penyatuan sendi untuk menstabilkan atau meluruskan sendi kembali seperti sebelumnya.
Selain mengonsumsi obat rematik dan melakukan operasi, tindakan lain yang bisa dilakukan untuk meredakan rematik adalah olahraga rutin, pola makan sehat, istirahat cukup, dan mengelola stres.
Jika Anda ragu terhadap gejala yang timbul dan tidak berani mengambil tindakan, sebaiknya konsultasi dengan dokter ahli reumatologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Itu dia informasi lengkap mengenai rematik, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatan. Semoga artikel ini bermanfaat! Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Posting Komentar untuk "Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis Dan Pengobatan"