Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Patung Worang di Manado, Monumen Perjuangan Batalyon Worang Pertahankan NKRI

Patung Worang di Manado
Sumber foto: adesta.kemenpar.go.id 

Jakarta --
Ditengah hiruk pikuk Kota Manado, berdiri sebuah monumen yang sarat makna sejarah, yakni Patung Worang. Tugu ini dibangun sebagai penghormatan kepada Mayor Hein Victor Worang dan Batalyon Worang, pasukan yang berperan penting dalam mempertahankan keutuhan NKRI pada awal 1950-an.

Dikutip dari Newsantara, patung ini merepresentasikan jasa Batalyon Worang yang mencegah Sulawesi Utara lepas ke Negara Indonesia Timur (NIT) serta melawan pengaruh NICA.

Simbol Perjuangan Tujuh Kompi

Patung Worang terletak di kawasan Pasar 45, pusat Kota Manado. Monumen berwarna hijau lumut itu menampilkan tujuh sosok tentara yang memanggul senjata, melambangkan tujuh kompi dalam Batalyon Worang.

Adapun ketujuh kompi tersebut dipimpin oleh tokoh lokal, di antaranya Yuus Somba, Utu Lalu, Wim Tenges, Wuisan, Andi Odang, John Ottay, dan Wim Yoseph sebagai kompi markas. Menurut Jadesta Kemenpar, tugu ini menjadi salah satu ikon wisata sejarah yang sering dijadikan spot foto oleh wisatawan.

Kiprah Batalyon Worang

Batalyon Worang merupakan pasukan di bawah Brigade 16 TNI AD dengan kekuatan sekitar 1.100 prajurit. Mereka tercatat berhasil:

Meredakan pemberontakan Andi Azis di Makassar.

Mengambil alih wilayah Sulawesi Utara tanpa perlawanan dari KNIL.

Melucuti senjata pasukan KNIL dan mengamankan integrasi NKRI.

Pasukan ini juga berperan dalam operasi militer menumpas pemberontakan RMS di Maluku. Keberhasilan itu membuat nama Hein Victor Worang semakin dikenal sebagai pemimpin militer berpengaruh asal Sulawesi Utara.

Sosok Hein Victor Worang

Lahir di Tontalete, Tonsea, pada 12 Maret 1919, Hein Victor Worang bukan hanya tokoh militer, tapi juga negarawan. Ia kemudian menjabat Gubernur Sulawesi Utara periode 1967–1978.

Selama masa kepemimpinannya, Worang dikenal membangun infrastruktur dan perekonomian daerah, terutama di sektor perkebunan cengkih dan kopra. Dikutip dari iNewsManado, ia juga tercatat sebagai jenderal TNI AD pertama dari Sulut yang meraih pangkat bintang satu dan dua.

Makna Patung dan Nilai Sejarah

Patung Worang dibangun pada tahun 1976 sebagai simbol pendaratan Batalyon Worang di Pantai Ujung Loe, Jeneponto, sekaligus penanda kiprah mereka di Sulawesi Utara. Monumen ini bukan sekadar hiasan kota, melainkan pengingat perlawanan terhadap separatisme dan upaya menjaga NKRI tetap utuh.

Kini, Patung Worang menjadi bagian dari Desa Wisata Jalan Roda di Manado. Lokasinya dilengkapi area foto dan tempat makan, sehingga mudah dijangkau masyarakat sekaligus edukatif bagi wisatawan.

Kontroversi dan Warisan

Meski dihormati, kiprah Worang juga tidak lepas dari dinamika. Ia sempat menghadapi perlawanan Corps Tuhanura dalam Peristiwa 2 September 1968. Namun, banyak pihak menilai kepemimpinannya mampu membawa stabilitas di Sulawesi Utara pasca-gejolak Permesta.

Patung Worang di Manado bukan hanya monumen batu, melainkan simbol perjuangan dan integrasi bangsa. Ia mengingatkan generasi muda akan peran Batalyon Worang serta jasa Hein Victor Worang dalam menjaga NKRI dan membangun Sulawesi Utara.***

AlasTimur.com
AlasTimur.com AlasTimur.com - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Posting Komentar untuk "Sejarah Patung Worang di Manado, Monumen Perjuangan Batalyon Worang Pertahankan NKRI"