Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

70% Budaya Maluku Terancam Punah, Tradisi Unik Ini Kian Langka

70% Budaya Maluku Terancam Punah, Tradisi Unik Ini Kian Langka
Gambar hanya ilustrasi/Pixabay/Istimewa

Maluku -
Fakta mengejutkan datang dari bumi Maluku. Data terbaru menunjukkan bahwa 70% budaya asli Maluku terancam punah dan tergantikan oleh budaya luar.

Dikutip dari pernyataan resmi Pamong Budaya Maluku, Tjak Aponno, hanya 30% masyarakat Maluku yang masih aktif mempertahankan budaya daerahnya. Sebagian besar lainnya sudah lebih sering menggunakan budaya luar.

Ini kondisi yang memprihatinkan. Jika tidak ada upaya serius, anak cucu kita mungkin hanya akan mendengar nama-nama tradisi ini dari buku.

Beberapa tradisi yang masuk dalam kategori kritis dan hampir punah antara lain Pela Gandong, Sapu Bersih Kintal, dan kebiasaan saling menegur secara berkala. Tradisi-tradisi ini adalah perekat sosial masyarakat Maluku selama ratusan tahun.

Dampaknya Sampai ke Sektor Ekonomi

Ancaman kepunahan tidak hanya soal budaya. Rupanya, dampaknya merambat sampai ke sektor ekonomi masyarakat.

Paradigma masyarakat yang berubah turut memengaruhi pola konsumsi. Dulu, masyarakat aktif mengolah sagu sendiri. Kini, mereka lebih memilih membeli sagu produksi luar daerah yang praktis.

Hal ini perlahan mengikis kearifan lokal dan kemandirian ekonomi berbasis sumber daya alam Maluku yang sangat kaya.

Apa Saja Budaya yang Terancam Punah?

1.  Pela Gandong

    Ini adalah sistem persaudaraan yang menyatukan dua atau lebih desa yang berbeda agama atau pulau. Ikatan ini sangat sakral dan dijalankan dengan prinsip tolong-menolong.

2.  Sapu Bersih Kintal

    Sebuah tradisi gotong royong membersihkan lingkungan desa yang dilakukan secara serentak oleh seluruh warga. Tradisi ini simbol kebersamaan dan kepedulian.

3.  Kebiasaan Saling Menegur

    Kultur masyarakat yang gemar saling mengingatkan dan menegur dengan cara yang baik sebagai bentuk kepedulian sosial kini mulai memudar.

Upaya Pelestarian yang Dilakukan

Berbagai upaya terus digencarkan. Pemerintah setempat dan komunitas budaya aktif menggelar festival, seperti Karnaval Budaya untuk HUT Maluku.

Ritual adat seperti Cuci Negeri juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 2015. Penetapan ini diharapkan bisa memberi napas baru bagi kelestariannya.

Selain itu, sosialisasi kepada generasi muda tentang pentingnya merawat warisan leluhur juga terus dilakukan. Tujuannya agar identitas budaya Maluku tidak hilang ditengah arus globalisasi.

Masa depan budaya Maluku ada di tangan generasi sekarang. Kepunahan bukanlah hal yang tidak bisa dihindari. Dengan kesadaran kolektif dan langkah nyata, tradisi unik ini bisa diselamatkan.

Butuh peran serta semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas adat, hingga masyarakat umum. Mari jaga bersama kekayaan budaya yang menjadi identitas bangsa Indonesia ini.***

AlasTimur.com
AlasTimur.com AlasTimur.com - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Posting Komentar untuk "70% Budaya Maluku Terancam Punah, Tradisi Unik Ini Kian Langka"