Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bikin Syok! Masjid Tanpa Paku di Maluku Tengah Sudah Dibangun Sejak 1414 Masehi dan Masih Berdiri Kokoh

Masjid Tua Wapauwe/Wikipedia
Masjid Tua Wapauwe/Wikipedia

Maluku Tengah -
Fenomena arsitektur kuno yang bikin decak kagum kembali terungkap. Adalah Masjid Tua Wapauwe di Maluku Tengah yang jadi buktinya. Masjid yang dibangun pada 1414 Masehi ini masih berdiri kokoh setelah 610 tahun, dengan keunikan yang tak lazim: dibangun tanpa menggunakan satu paku logam pun!

Kehebohan struktur bangunan ibadah kuno ini mengundang perhatian banyak kalangan, mulai dari sejarawan, arsitek, hingga masyarakat umum. Bagaimana mungkin sebuah bangunan bisa bertahan lebih dari enam abad hanya mengandalkan sistem konstruksi kayu tradisional?

Fakta ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa teknologi modern adalah yang paling unggul. Ternyata, nenek moyang bangsa Indonesia sudah menguasai ilmu rancang bangun yang canggih dan ramah lingkungan sejak ratusan tahun silam.

Seperti apa seluk-beluk kekokohan masjid legendaris ini? Berikut laporan lengkapnya, dirangkum dari sumber-sumber terpercaya termasuk Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara.

Teknik Pasak Kayu, Rahasia di Balik Kekokohan 6 Abad

Dikutip dari catatan sejarah yang diverifikasi oleh para ahli, konstruksi Masjid Wapauwe menggunakan sistem pasak kayu, tanpa paku sama sekali. Inilah kunci utama yang membuatnya bertahan hingga kini.

Seluruh struktur bangunan yang berukuran 10 x 10 meter itu disatukan oleh pasak-pasak kayu yang dibuat dengan presisi tinggi. Teknik ini, yang dalam istilah modern disebut joinery, menghilangkan kebutuhan akan paku besi yang justru berisiko menyebabkan karat dan merusak kayu dari dalam seiring waktu.

"Kearifan lokal dalam arsitektur tradisional Nusantara sangat mengutamakan harmoni dengan alam. Penggunaan pasak kayu memungkinkan bangunan 'bernapas' mengikuti perubahan cuaca dan suhu, sehingga lebih tahan lama," jelas seorang ahli arsitektur tradisional yang dikutip dari jurnal kajian budaya.

Material utamanya pun dipilih dari alam sekitar. Kerangkanya dari kayu besi atau kayu ulin lokal yang terkenal dengan kekuatan dan keawetannya yang luar biasa. Sementara dindingnya terbuat dari gaba-gaba (pelepah sagu yang dikeringkan) dan atapnya dari daun rumbia.

Bukti Kejayaan Teknologi Bangunan Nusantara

Masjid Wapauwe bukan sekadar tempat ibadah, melainkan monumen hidup yang membuktikan kemajuan teknologi bangsa Indonesia di masa lampau. Kemampuan menciptakan bangunan tahan gempa dan cuaca ekstrem dengan sumber daya terbatas patut diacungi jempol.

Jika dibandingkan dengan bangunan modern yang seringkali membutuhkan material impor dan teknologi rumit, Masjid Wapauwe justru mengajarkan kesederhanaan dan efisiensi. Arsitekturnya yang sederhana dengan atap bersusun dua sangat fungsional, mampu menahan terik matahari dan menghadang hujan deras khas Maluku.

Yang tak kalah mengagumkan, meski telah mengalami beberapa kali pemugaran untuk perawatan, orisinalitas struktur utama dan teknik konstruksinya tetap dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan nenek moyang sudah tepat sejak awal.

Daya Tahan yang Mengalahkan Zaman

Usia 610 tahun jelas bukan angka yang singkat. Masjid ini telah melewati berbagai fase sejarah, mulai dari masa kejayaan kesultanan Islam, penjajahan Belanda, hingga era modern seperti sekarang.

Kekokohannya seolah menjadi simbol keteguhan iman masyarakat Muslim di Maluku. Berbeda dengan bangunan modern yang seringkali menunjukkan tanda-tanda penuaan hanya dalam hitungan dekade, Masjid Wapauwe justru tetap tegak dengan segala kesahajaannya.

Faktor perawatan yang baik oleh masyarakat setempat, yang terdiri dari umat Islam dan Kristen, juga turut berperan besar. Mereka bersama-sama menjaga warisan leluhur ini tanpa memandang perbedaan keyakinan.

Pelajaran Berharga untuk Arsitektur Modern

Keberadaan Masjid Wapauwe memberikan pelajaran berharga bagi dunia arsitektur modern, khususnya dalam hal keberlanjutan (sustainability). Konstruksinya yang 100% menggunakan material alam dan dapat didaur ulang sepenuhnya sangat ramah lingkungan.

Dalam era di mana isu perubahan iklim dan kelestarian lingkungan menjadi perhatian global, menengok kembali teknik bangunan tradisional seperti ini bisa menjadi solusi. Desain yang sesuai iklim tropis, penggunaan material lokal, dan teknik konstruksi rendah energi adalah prinsip-prinsip yang justru sedang digalakkan saat ini.

Masjid Tua Wapauwe lebih dari sekadar bangunan tua. Ia adalah masterpiece arsitektur Nusantara yang menyimpan ilmu pengetahuan tinggi. Teknik "tanpa paku"-nya bukan hanya sekadar cerita, tapi bukti nyata ketangguhan dan kecerdasan leluhur bangsa Indonesia.

Di tengah gempuran gaya arsitektur modern yang serba instan, masjid ini tetap berdiri dengan megah, mengajarkan kita tentang arti ketahanan, kesederhanaan, dan keberlanjutan yang sesungguhnya. Sebuah warisan yang tak ternilai harganya dan wajib dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang.***

AlasTimur.com
AlasTimur.com AlasTimur.com - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Posting Komentar untuk "Bikin Syok! Masjid Tanpa Paku di Maluku Tengah Sudah Dibangun Sejak 1414 Masehi dan Masih Berdiri Kokoh"