Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan Sekadar Ngamuk, Ini Kunci Sabar Nabawi Redakan Tantrum Si Buah Hati

Pernah nggak, Bun, lagi asyik belanja di supermarket, tiba-tiba Si Kecil menjerit, guling-guling di lantai karena nggak dibelikan mainan? Rasanya dunia berhenti sejenak. Semua mata tertuju pada kita. Panik, malu, bingung, semua campur aduk. Tenang, Bunda tidak sendirian. Momen "drama" yang disebut tantrum ini adalah bagian normal dari perkembangan anak. Tapi, bagaimana ya cara menenangkannya tanpa ikut-ikutan emosi? Yuk, kita bahas cara
mengatasi anak tantrum menurut islam
, dengan pendekatan yang lembut dan menenangkan hati.

Tantrum pada dasarnya adalah ledakan emosi yang belum bisa dikelola oleh anak. Menurut
American Academy of Pediatrics (AAP)
, ini sangat umum terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun karena kemampuan bahasa mereka belum cukup untuk mengungkapkan perasaan frustrasi, marah, atau kecewa. Jadi, ini bukan murni soal "nakal", tapi lebih ke "aku nggak tahu cara bilang perasaanku!". Dalam Islam, momen ini justru bisa jadi ladang pahala dan kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai kesabaran dan kasih sayang.


Memahami Akar Masalah, Langkah Awal Mengatasi Anak Tantrum Menurut Islam

Sebelum kita bertindak, langkah pertama dalam
mengatasi anak tantrum menurut islam
adalah memahami. Coba kita tarik napas sejenak dan lihat situasinya dari sudut pandang Si Kecil. Apakah ia lelah? Lapar? Atau mungkin merasa tidak didengarkan? Islam mengajarkan kita untuk ber-
tabayyun
atau mencari kejelasan. Jangan langsung menghakimi anak sebagai pembangkang. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam memahami anak-anak. Beliau tidak pernah memarahi, apalagi membentak anak kecil. Sebaliknya, beliau akan mendekati dengan penuh kelembutan.

Memahami akar masalah membantu kita merespons dengan tepat. Jika anak tantrum karena lapar, solusinya bukan memarahi, tapi memberinya camilan sehat. Jika ia lelah, mungkin saatnya pulang dan beristirahat. Dengan memahami, kita mengubah respons dari reaksi emosional menjadi solusi penuh hikmah. Ini adalah fondasi penting sebelum menerapkan tips-tips lainnya.


Kunci Sabar, Pondasi Utama Mengatasi Anak Tantrum Menurut Islam

Inilah kuncinya, Bun. Sabar. Mungkin terdengar klise, tapi ini adalah pilar utama dalam
mengatasi anak tantrum menurut islam
. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran,
"Innallaha ma'ash shabirin"
yang artinya "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". Saat anak tantrum, emosi kita sebagai orang tua seringkali ikut terpancing. Di sinilah kesabaran kita diuji. Ingatlah, buah hati kita adalah amanah, dan cara kita mendidiknya akan dipertanggungjawabkan.

Bagaimana cara praktis untuk tetap sabar di tengah "badai" tantrum?




Tarik Napas Dalam-dalam dan Ucapkan Istighfar.
Saat emosi mulai naik, berhenti sejenak. Tarik napas panjang, lalu hembuskan perlahan sambil mengucapkan
"Astaghfirullahal'adzim"
. Ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengingatkan kita untuk memohon ampunan serta kekuatan dari Allah.


Berwudhu.
Jika memungkinkan, segera ambil air wudhu. Rasulullah SAW bersabda bahwa amarah itu datang dari setan, dan setan diciptakan dari api, maka padamkanlah dengan air (wudhu). Wudhu tidak hanya membersihkan fisik, tapi juga mendinginkan hati dan pikiran yang panas.


Ubah Posisi.
Jika sedang berdiri, cobalah untuk duduk. Jika sedang duduk, cobalah berbaring. Mengubah posisi fisik secara sederhana dapat membantu meredakan ketegangan emosional.

Kesabaran orang tua adalah jangkar yang menahan kapal keluarga tetap stabil di tengah ombak tantrum. Dengan sabar, kita bisa berpikir lebih jernih dan memberikan respons yang lebih baik untuk Si Kecil.


Doa dan Zikir, Kekuatan Spiritual dalam Mengatasi Anak Tantrum Menurut Islam

Jangan pernah meremehkan kekuatan doa. Saat semua cara terasa buntu, berserah dirilah kepada Yang Maha Membolak-balikkan Hati. Pendekatan spiritual adalah bagian tak terpisahkan dari cara
mengatasi anak tantrum menurut islam
. Lisan yang basah karena zikir akan mendatangkan ketenangan, tidak hanya untuk kita, tapi juga untuk suasana di sekitar kita.

Berikut adalah beberapa amalan yang bisa dilakukan:




Membaca Ta'awudz.
Ucapkan
"A'udzubillahi minasy syaithonir rojiim"
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Tantrum yang berlebihan bisa jadi ada campur tangan setan yang senang membuat suasana menjadi panas dan penuh amarah.


Membisikkan Kalimat Thayyibah.
Peluk Si Kecil dengan lembut, lalu bisikkan zikir seperti
"Laa ilaha illallah"
atau shalawat Nabi di telinganya. Suara yang lembut dan berisi kalimat pujian kepada Allah dapat meredakan emosi yang meledak-ledak.


Membacakan Ayat-ayat Al-Quran.
Bacakan surah-surah pendek seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, atau Tiga Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) dengan suara yang pelan dan menenangkan. Alunan ayat suci Al-Quran memiliki efek menenangkan jiwa yang luar biasa.

Menggunakan doa dan zikir bukan berarti kita pasrah tanpa usaha. Justru, ini adalah bentuk usaha tertinggi, yaitu dengan melibatkan Allah SWT dalam setiap urusan kita, termasuk dalam mendidik anak. Ini adalah salah satu
prinsip-prinsip parenting Islami
yang sangat fundamental.


Komunikasi Lembut dan Penuh Kasih, Cara Rasulullah Mengatasi Anak Tantrum Menurut Islam

Sekarang kita masuk ke aspek teknis. Bagaimana cara berinteraksi langsung dengan anak yang sedang tantrum? Teladan kita, Rasulullah SAW, selalu menggunakan komunikasi yang penuh kasih sayang. Beliau tidak pernah meninggikan suara kepada anak-anak. Inilah esensi dari
mengatasi anak tantrum menurut islam
, yaitu meneladani akhlak Nabi.


Langkah-langkah Komunikasi Efektif



Turunkan Posisi Tubuh.
Sejajarkan mata kita dengan mata anak. Jangan berbicara dari atas sambil berdiri, karena itu bisa terasa mengintimidasi. Dengan berlutut atau jongkok, kita menunjukkan bahwa kita ingin terhubung dengannya.


Validasi Perasaannya.
Gunakan kalimat yang menunjukkan kita mengerti apa yang ia rasakan. Contohnya, "Bunda tahu Adek marah karena mainannya rusak," atau "Ayah paham kamu sedih karena kita harus pulang sekarang." Validasi membuat anak merasa didengar dan dipahami.


Berikan Pelukan Hangat.
Sentuhan fisik adalah bahasa universal. Sebuah pelukan hangat dapat melepaskan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan ketenangan. Penelitian dalam bidang neurosains menunjukkan bahwa pelukan dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol). Peluk anak dengan erat sampai ia merasa tenang, tanpa banyak bicara.


Hindari Kata "Jangan".
Alih-alih berkata "Jangan nangis!" atau "Jangan teriak!", coba ganti dengan kalimat positif. Contohnya, "Yuk, kita coba bicara pelan-pelan," atau "Bunda di sini, coba ceritakan apa yang Adek rasakan."

Komunikasi yang lembut adalah jembatan yang menghubungkan hati orang tua dan anak. Ini adalah cara efektif untuk
mengajarkan emosi pada anak usia dini
dengan penuh empati.


Mengalihkan Perhatian dan Memberi Pilihan, Strategi Cerdas Mengatasi Anak Tantrum Menurut Islam

Setelah emosi anak sedikit mereda, strategi cerdas selanjutnya dalam
mengatasi anak tantrum menurut islam
adalah dengan mengalihkan perhatian atau memberinya pilihan. Ini bukan berarti kita mengabaikan perasaannya, tapi membantunya keluar dari "lingkaran" emosi negatif. Prinsip ini sejalan dengan konsep
hikmah
(kebijaksanaan) dalam Islam, yaitu bertindak cerdas sesuai situasi.

Contoh pengalihan perhatian bisa sesederhana, "Wah, lihat deh! Ada kupu-kupu cantik di jendela!" atau mengajak melakukan aktivitas lain yang ia sukai. Tujuannya adalah memutus fokus anak dari sumber kekecewaannya.

Memberi pilihan juga sangat efektif. Tantrum seringkali muncul karena anak merasa tidak punya kendali. Dengan memberinya dua pilihan yang sama-sama kita setujui, anak akan merasa berdaya. Misalnya, "Kita sudah mau pulang nih, Adek mau jalan sendiri sambil pegangan tangan Bunda atau mau Bunda gendong?" Apapun pilihannya, tujuan kita (yaitu pulang) tetap tercapai, dan anak merasa dihargai.


Penutup Penuh Motivasi

Bunda dan Ayah hebat, menghadapi tantrum Si Kecil memang sebuah seni yang menguji kesabaran. Namun, ingatlah bahwa setiap detik yang kita lalui dengan sabar dan ikhlas adalah ibadah. Proses
mengatasi anak tantrum menurut islam
bukan tentang mencari cara instan agar anak diam, melainkan tentang membangun ikatan, mengajarkan nilai-nilai luhur, dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.

Jangan berkecil hati jika sesekali merasa gagal atau ikut terbawa emosi. Kita semua manusia. Yang terpenting adalah terus belajar, beristighfar, dan memohon petunjuk dari Allah. Setiap tantrum yang berhasil kita lalui dengan baik adalah satu langkah mendekatkan Si Kecil pada pemahaman emosi dan mendekatkan kita pada ridha-Nya. Teruslah menjadi orang tua pembelajar yang penuh cinta, karena di tangan andalah generasi Rabbani sedang dibentuk. Semangat selalu!



Tanya Jawab Seputar Mengatasi Anak Tantrum


Apa langkah pertama yang harus dilakukan saat anak mulai tantrum menurut ajaran Islam?

Langkah pertama adalah tetap tenang, menarik napas dalam, dan mengucapkan istighfar (Astaghfirullahal'adzim) untuk menenangkan diri sendiri sebelum merespons anak.




Apakah ada doa khusus untuk mengatasi anak yang sedang tantrum?

Tidak ada doa spesifik yang dikhususkan, namun sangat dianjurkan membaca Ta'awudz (A'udzubillahi minasy syaithonir rojiim), Al-Fatihah, dan Tiga Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) dengan niat memohon ketenangan dari Allah SWT.




Bagaimana jika saya sebagai orang tua ikut marah saat anak tantrum?

Itu manusiawi. Segera sadari, beristighfar, dan jika perlu menjauh sejenak untuk menenangkan diri (misalnya dengan berwudhu). Jangan mengambil tindakan saat sedang dikuasai amarah.




Apakah boleh membiarkan anak menangis sendirian saat tantrum?

Sebaiknya dampingi anak. Validasi perasaannya terlebih dahulu ("Bunda tahu kamu marah"), lalu tawarkan pelukan. Membiarkannya sendirian bisa membuatnya merasa diabaikan. Namun, pastikan ia berada di tempat yang aman.




Bagaimana teladan Rasulullah SAW dalam menghadapi anak-anak?

Rasulullah SAW selalu menunjukkan kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran luar biasa. Beliau tidak pernah membentak, memukul, atau merendahkan anak-anak, bahkan saat mereka melakukan kesalahan.




Apakah tantrum pada anak bisa jadi pertanda adanya gangguan jin?

Mayoritas kasus tantrum adalah fase perkembangan psikologis yang normal. Namun, sebagai bentuk ikhtiar dan perlindungan, membacakan doa dan ayat ruqyah syar'iyyah seperti Ayat Kursi adalah amalan yang baik untuk menjaga anak dari segala keburukan.




Pada usia berapa biasanya anak berhenti tantrum?

Secara umum, frekuensi tantrum akan berkurang signifikan setelah usia 4 tahun seiring dengan perkembangan kemampuan bahasa dan emosional anak yang lebih baik.


Posting Komentar untuk "Bukan Sekadar Ngamuk, Ini Kunci Sabar Nabawi Redakan Tantrum Si Buah Hati"