Morning Sickness: Tanda-Tanda, Penyebab, Dan Cara Mengatasi (Lengkap)

Morning sickness, istilah yang akrab di telinga ibu hamil, seringkali menjadi teman setia di trimester pertama. Kondisi mual dan muntah ini, meski disebut \"morning,\" bisa menyerang kapan saja sepanjang hari. Yuk simak seluk-beluk morning sickness, mulai dari tanda-tanda hingga cara mengatasinya.

Apa Itu Morning Sickness?

Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang umum dialami oleh wanita hamil, terutama pada trimester pertama. Meski namanya morning sickness, gejala ini bisa muncul kapan saja, tidak hanya di pagi hari. Umumnya, morning sickness mulai terasa di sekitar minggu ke-6 kehamilan dan mereda setelah minggu ke-12. Kabar baiknya, morning sickness yang ringan umumnya tidak berbahaya bagi ibu maupun janin.

Penyebab Morning Sickness, Apa Saja?

Penyebab pasti morning sickness belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor diyakini berperan, di antaranya:

Perubahan Hormon Kehamilan

Hormon estrogen, progesteron, dan hCG (human chorionic gonadotropin) melonjak drastis selama kehamilan. Peningkatan hormon ini diduga memengaruhi produksi asam lambung dan sensitivitas indra penciuman, yang bisa memicu mual.

Perubahan Fisiologis Tubuh

Selain perubahan hormon, perubahan tekanan darah, metabolisme karbohidrat, dan perubahan fisik lainnya juga bisa berkontribusi pada morning sickness.

Respon Tubuh Melindungi Janin

Ada teori yang menyebutkan bahwa morning sickness adalah cara tubuh melindungi janin dari zat-zat berbahaya yang mungkin masuk ke tubuh ibu.

Tanda-Tanda Morning Sickness yang Perlu Diketahui

Gejala morning sickness bisa bervariasi pada setiap wanita hamil. Berikut ini beberapa tanda-tanda yang umum terjadi:

• Mual, dengan atau tanpa muntah
• Mual lebih sering terjadi di pagi hari
• Sensitif terhadap bau tertentu
• Perubahan nafsu makan
• Kelelahan

Kapan Harus ke Dokter?

Morning sickness umumnya tidak berbahaya, namun segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami:

• Muntah parah dan terus-menerus
• Tidak bisa makan atau minum sama sekali
• Dehidrasi (gejala: urin berwarna gelap, jarang buang air kecil)
• Penurunan berat badan

Kondisi ini bisa jadi merupakan hiperemesis gravidarum, bentuk morning sickness yang lebih parah dan memerlukan penanganan medis.

Cara Mengatasi Morning Sickness, Dijamin Ampuh!

Meskipun tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala morning sickness:

Perbanyak Istirahat

Kelelahan bisa memperburuk mual. Jadi, pastikan Anda cukup istirahat dan tidur.

Makan Sedikit Tapi Sering

Hindari perut kosong karena bisa memicu mual. Makanlah camilan sehat seperti biskuit atau buah-buahan setiap beberapa jam.

Pilih Makanan yang Mudah Dicerna

Hindari makanan berlemak, pedas, atau berbau menyengat. Pilih makanan yang mudah dicerna seperti roti tawar, nasi, atau sup.

Konsumsi Jahe

Jahe memiliki sifat anti-mual. Anda bisa mengonsumsi jahe dalam bentuk teh, permen, atau biskuit jahe.

Hindari Pemicu Mual

Kenali bau atau makanan yang memicu mual Anda, dan hindari sebisa mungkin.

Minum Cukup Air

Dehidrasi bisa memperburuk mual. Pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari.

Data/Fakta: Menurut sebuah studi, sekitar 70-80% wanita hamil mengalami morning sickness pada trimester pertama kehamilan.

Komplikasi Akibat Morning Sickness yang Parah

Meskipun morning sickness yang wajar tidak menyebabkan komplikasi pada janin atau diri Anda sendiri, akan tetapi, morning sickness parah (hiperemesis gravidarum) sering kali menyebabkan beberapa komplikasi bila tidak secepatnya dikerjakan.

• Sedikit atau jarang makan
• Sering lapar
• Kurang asupan gizi
• Kekurangan cairan
• Hipokalemia
• Elektrolit tidak sepadan
• Gangguan buang air kecil
• Penurunan berat tubuh
• Janin berisiko BBLR (berat bayi lahir rendah, yakni Bayi condong memiliki imunitas rendah

Itu dia penjelasan lengkap mengenai morning sickness, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang sedang hamil dan mengalami morning sickness. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran lebih lanjut.

Berbagi :